v Amir Hartman dan rekan-rekan dalam bukunya “Net Ready” menemukan 7 (tujuh) kesalahan mendasar yang menyebabkan terjadinya kegagalan bagi mayoritas pelaku bisnis e-commerce yang ada di dunia (Hartman, 2000).
1. “Field
of Dreams” Syndrome
·
Sindrom “Field of Dreams” adalah
keyakinan para pendiri dan pengelola situs bahwa jika sebuah model bisnis
e-commerce tertentu diperkenalkan, maka pelanggan akan datang dengan sendirinya
(otomatis) karena daya tarik produk atau servis yang ada.
·
Tidak adaya usaha untuk menguji
kelayakan bisnis yang di buat
· Kepercayaan diri yang terlalu tinggi, mengakibatkan bisnisnya cepat untuk gulung tikar.
2. Inadequate
Architecture - Arsitektur yang Tidak Memadai
·
Suatu bisnis akan kandas apabila tidak
adanya fasilitas atau spesifikasi arsitektur teknologi informasi yang memadai.
·
Contohnya:
Ø Pemutaran
film atau multimedia melalui internet (e-movie) yang hanya dapat terwujud jika
tersedia bandwidth komunikasi yang memadai.
Ø Adanya
kegagalan beberapa situs yang memberikan penawaran free download untuk
memperoleh pelanggan yang diharapkan akan tetapi mereka merasa rugi untuk
mendownload karna memakan waktu yang lama.
3. Putting
Lipstick on a Bulldog
·
Secara konseptual arsitektur teknologi
informasi yang dipergunakan dapat dibagi menjadi dua sistem besar, yaitu sistem
front office (SFO) dan sistem back office (SBO)
Ø Contohnya
adalah situs yang menawarkan jasa lelang (auction) di internet.
·
Setelah seseorang memenangkan sebuah
sesi lelang, yang bersangkutan harus segera berhubungan dengan SBO untuk
menyelesaikan permasalahan hukum dan administratifnya, seperti transfer
pembayaran, serah terima barang, balik nama, masalah perpajakan, dan lain
sebagainya.
·
Jika perusahaan gagal menawarkan suatu
penyelesaian SBO yang baik kepada konsumen, tidak mustahil lambat laun perusahaan
akan kehilangan para pelanggan.
·
Harap diperhatikan bahwa ada dua jenis
SBO, yaitu yang masih dikelola secara manual, dan yang telah menggunakan
fasilitas aplikasi dan komputer (otomatisasi).
4. Islands
of Webification
·
Konsep pengembangan situs yang berbasis
obyek, selain memudahkan perancang dan pengembang sistem aplikasi untuk
menambah dan mengurangi modul, menimbulkan pula permasalahan tersendiri di
kemudian hari.
·
Adanya islands of webification yang
tidak terkontrol dapat menyebabkan terjadinya akibat sebagai berikut:
Ø Hubungan
antar data menjadi tidak terkontrol sehingga mengurangi tingkat reliability dan
accuracy data atau informasi yang diolah;
Ø Menurunnya
tingkat sistem keamanan (security system) karena banyaknya modul-modul “liar”
yang belum terdeteksi;
Ø Semakin
lambatnya kinerja sistem karena semakin besarnya beban aplikasi yang dibangun
secara tidak optimum;
Ø Sulitnya
melakukan updating karena kuantitas modul yang semakin bertambah besar dan
tidak terkendali;
Ø Minimnya
kontrol terhadap masing-masing modul karena keterbatasan sumber daya yang
dimiliki perusahaan; dan lain sebagainya.
5. “Me
too” Strategies
·
Me too strategi yang di istilahkan
dengan “ikut-ikutan”.
·
Konsep me too tidak salah apabila yang
bersangkutan paham dengan peluang[1]peluang
bisnis yang ditawarkan dan mengapa berbagai perusahaan mencoba untuk
memanfaatkannya.
·
Sebab jika tidak, yang akan terjadi
adalah sebuah pemborosan sumber daya yang dimiliki, kesulitan untuk menemukan
keunggulan kompetitif, kekacauan dalam mengelola manajemen operasional
sehari-hari, yang akan bermuara pada ketidakmampuan bisnis untuk bertahan.
6. One-Time-Effort-Mentality
·
Adanya suatu “penyakit” turunan yaitu
kepuasan yang timbul setelah situsnya berhasil diluncurkan ke internet
(launching). Mereka cenderung menganggap remeh atau enteng proses setelah itu,
karena bagi mereka tidak lebih dari urusan operasional atau administratif biasa
·
One-Time-Effort-Mentality ini akan
mengakibatkan perusahaan yang bersangkutan hanya mampu bertahan seumur jagung
saja, karena di dalam dunia maya, sangat mudah untuk meniru apa yang dilakukan
oleh perusahaan lain. Kunci sukses bisnis e-commerce adalah ketekunan untuk
memelihara sistem yang berjalan dan selalu membuat kreasi yang baru secara
kontinyu.
7. Thinking
too Small
·
Berbisnis di dunia maya berarti
berinteraksi dengan seluruh konsumen yang ada di seluruh dunia, sehingga pola
pikir sempit harus segera diubah.
·
Berfikir sederhana atau terlalu sempit
dalam melakukan bisnis e-commerce akan mempermudah perusahaan lain untuk
memenangkan persaingan.
·
Karena konsumen sebagai seorang manusia
tidak pernah berhenti dalam memperoleh kepuasannya.
Komentar
Posting Komentar